Love Distancing while Social Distancing

Saturday, March 21, 2020 0 Comments A + a -

Pucaknya pada tanggal 19 Februari 2020, aku merasa tidak baik-baik saja. Aku menangis sejadi-jadinya tanpa penyebab yang jelas. Aku mulai kehilangan diriku sendiri. Aku merasa tak punya arah, tak punya teman, tak punya kendali. Aku juga merasa berkompetisi dengan pasanganku sendiri. Tak kuat menanggung sendiri, akhirnya aku mengutarakan semuanya ke pasanganku. Dan itu membuat kondisi menjadi jauh lebih baik.

/20 March 2020/
Rupanya selalu sama, aku selalu membutuhkan jarak untuk diriku sendiri dengan orang lain. Jika ada orang lain atau pemahaman yang mendominasi di dalam pemikiranku, maka aku bisa kalut sekalut-kalutnya.

/just take a rest/
Malam tadi, ternyata aku menyerah lagi. Aku membutuhkan jarak. Kali ini tidak perlu banyak bicara, tinggal melanjutkan obrolan yang lalu-lalu.

Percayalah, pasangan kamu sebaik apapun ia,tidak akan bisa memberik kebahagiaan sepenuhnya untukmu. Kalau kamu belum bisa menemukan kebahagiaanmu sendiri, kamu akan lelah menunggu dia pulang, menunggu ia kembali, menunggu ia peduli dan bertanya tentang hari-harimu.

Kamu tidak akan bisa memaksanya untuk fokus kepada dirimu saja, sebagaimana kamu yang tidak bisa selalu fokus untuk memberikan ia kebahagiaan. Saranku, cari dan temukan kebahagiaanmu sendiri. Cari sesuatu yang bisa membuatmu sibuk dan punya fokus melakukan hal-hal yang bermanfaat.

Kembali kepada dirimu sendiri, temukan apa yang menjadi nilai dari dirimu. Tak perlu balas dendam atau mengharapkannya kembali. Lakukan saja itu untuk dirimu sendiri.

Untuk kamu yang sama lelahnya denganku, yang lelah mencari perhatiannya, mari istirahatkan perasaan ini. Semoga perasaan ini lekas pulih dan ceria kembali.


Your broken heart friend, 

Aulia Risyda