Jalan Panjang Menuju Langit Biru

Monday, November 07, 2016 0 Comments A + a -

Setelah membaca postingan dari blog "Melacak Jejak Kampung Dobi Bersama Aleut dan Ingatan Tentang Mata Air di Cipaku" , pikirku refleks ingin langsung pergi ketempat dimana Kampung Dobi berada. Ingin hunting dan menulis artikel dengan bahasan yang lebih dalam. Dan disisi yang lain, ego berteriak bahwa aku juga ingin punya "partner" yang menemaniku jalan juga sabar menerjemahkan apa yang pikiranku sulit maksudkan, membantuku memvisualkannya kedalam karya ataupun hanya sekedar meramaikan suasana saat menjelajah. Aku ingin partner yang sesempurna itu. Yap aku tidak menunjukan keinginan memiliki partner ini sebagai keinginanku untuk memiliki pacar dan sejenisnya. Yang ku maksudkan juga bisa tertuju kepada sahabat perempuan.  


Akhir-akhir ini ada kata-kata yang terus berputar dikepalaku dan kata-kata ini sedikit menganggu keberadaannya karena sedikit menurunkan kepercayaan diriku. Kawanku pernah cerita soal ia tidak begitu srek dicomblagi dengan cewek yang sering berkutat dengan buku. Aku hanya tersenyum mendengarnya, tapi sebenarnya perasaan itu menyenggolku pelan namun kuat. Aku berpikir keras apakah perempuan yang senang membaca buku itu begitu kaku dan tidak menyenangkan? Aku yang baru saja senang sastra semakin berkaca apakah aku memiliki jiwa yang lapuk? Apakah yang aku senangi itu tidak menarik, jumud dan kolot? Apalagi seperti menjelajah diblog yang kutautkan diatas, adakah partner yang mau menemani? Karena bisa jadi hal tersebut jemu direalisasikan. Maka, darisanalah munculnya hayalan diatas, apakah ku bisa bertemu dan menghabiskan waktu dengan partner yang kuinginkan?  

Kalau terus bicarakan soal partner, aku jujur iri dengan dua tokoh yang asik memadu cerita di film Whisper of The Heart. Disana Shizuku begitu beruntung, buku-buku di perpustakaan, kucing jutek dan kakek di toko antik mengantarkan takdirnya bertemu dengan partner yang emmm :"D almost perfect! Karekter yang dimiliki Shizuku dan aku tidak begitu berbeda, sehingga saat Nilna bilang bahwa filmnya tidak begitu seru, aku akan menjadi orang yang paling menolak pernyataan tersebut karena dengan menonton film tersebut, aku seperti bisa merefleksikan diriku dengan sempurna. Eaea dan tentu Seiji adalah partner idaman yang aku maksudkan :"D Shizuku tetap bisa menjadi dirinya sendiri bahkan ia bisa memacu dirinya dalam mengejar mimpi agar bisa berdiri sejajar dengan Seiji yang sudah mulai merintis, menapaki mimpi yang ia yakini selama ini. Dan yang paling favorit dari film ini adalah ending cerita yang begitu berani. Sebelum pergi ke Itali, Seiji bilang pada Shizuku, bukan maukah kamu menjadi pacarku tapi, maukah kamu menikah denganku! Ew melting -,- 

Aaaaaaa aku benar-benar ingin memiliki partner sehebat itu. Bagaimanapun karakter yang dia miliki, harapannya kami bisa tetap berkolaborasi, saling melengkapi dan memaklumi. Aku tidak mendiskriminasi apa yang dia suka walau aku tak suka dan begitupun dia sebaliknya. Solusi yang aku kantongi baru satu prinsip yang terus aku pegang hari ini, "terus berhubungan dengan orang-orang dan menjalin pertemanan mendalam", ah tak lupa dibarengi dengan doa sih.

Oya kamu yang membaca tulisanku ini! Semoga kamu salah satu yang Tuhan takdirkan untuk menjadi partnerku ya! Kalau sudah siap, ayo kita menjelajah!