Our Engagement

Thursday, November 14, 2019 0 Comments A + a -



Malam itu, RRM menghubungiku, bahwa, orang tuanya akan datang 1 minggu lebih cepat ke rumah. Yang artinya waktu lamarannya akan dipercepat. Kaget ya, jelas. Alhasil mamah ketar ketir untuk menyiapkan segala hal. Karena aku di Jakarta baru dua minggu bekerja, jadi aku juga tidak bisa banyak membantu.

RRM banyak bertanya perkara kebiasaan lamaran di keluargaku, tentang apa yang harus dibawa, berapa uang yang harus diberi dan bagaimana skenarionya saat bertemu nanti. Memang sih, RRM sangat strict masalah planning, sedang aku sebaliknya. Terlalu let it flow. Jadi RRM sempat gemas menghadapiku. Dan itu sudah jadi bahan evaluasi kita kedepannya.

Tapi bagaimanapun tanggal 23 Juni 2019, RRM tetap melamarku.


Serba Serbi Lamaran

Pakaian
Dari look sendiri, aku ga begitu repot. Gaun putihku itu baju lebaran yang memang belum pernah ku pakai sebelumnya. Tapi memang sudah ada niatan disimpan untuk lamaran sih karena kurang cocok dipakai untuk solat ied. Sedang kerudungnya, aku pinjam dari sepupuku karena kerudung yang aku beli dua hari sebelumnya, warnanya terlalu muda sehingga kesannya pucat ketika dipakai.


Tidak lupa kaos kaki, aku pinjam ke mamah sepertinya. Kaos kaki krem yang biasa dipake ukhti-ukhti itu loh. Ga perlu ribet mikirin sepatu, karena ya di rumah, gapake sepatu juga.

Untuk make up, aku juga pakai yang ada saja. Foundation, bedak, blush on, lipstick, maskara dan eye liner. Udah sesimple itu gengs. Bagian mata tentu saja dibantu dipakaiakan. Untungnya ada Viwe.

Kalo RRM sendiri sebelumnya memang beli dulu untuk outfitnya. Kita memilih batik supaya lebih formal. Aku bantu pilihkan warna dan motifnya. RRM juga belikan untuk pacenya.
Tidak mahal-mahal. Asli sesuai budget.

Dekorasi & Jamuan

Ga ada dekorasi. Cuma pasang karpet aja di rumah. Karena mamah lebih concern untuk menyiapkan makanan untuk tamu. Jamuan yang mamah hidangkan lumayan banyak. Dari sop daging Janda (Jawa Sunda) yang pedas tapi enakkk, semur daging sapi, pepes ikan kesukaan RRM, dan lain-lain aku lupa.

Proses Lamaran

Karena kakak pertama mamah adalah ustadz, alhamdulillah beliau bisa datang dan sehat wal afiat, jadi yang menerima kedatangan RRM dan keluarga itu ya beliau. Saat prosesi itu aku ga tampil disamping uwaku atau papah, pokoknya kita cewek – cewek itu di ruang tengah. Jadi yang ngobrol ya cowok-cowoknya aja.


Tapi aku dipanggil satu kali untuk ditanya, menerima atau tidak lamarannya. Dan setelah itulah, satu cicin, dilingkarkan di jari manis kiriku. Alhamdulillah.

Proses ngobrol-ngobrolnya ga lama, lebih cepat dari yang kita prediksi, setelah itu makan-makan dan foto-foto.

Setelah kenyang keduanya, baru kita merencanakan tanggal nikah yang insyaAllah diselenggarakan setelah Ramadhan. Alias Syawal. Doakan yaaaa.

Teman-teman yang Datang

Karena dadakan, aku cuma undang teman-teman yang stay di Jakarta dan teman-teman kontrakanku dulu, anak-anak golden home. Itu juga ga bisa semua. Tapi alhamdulillah tetap ada yang bisa menyempatkan datang.




Kalau teman-teman RRM? Hoho tentu saja, ia dikawal oleh teman-teman terdekatnya juga. Pake dress code segalak! Hahaa lucuk!




So far, aku senang dengan lamaran yang sederhana seperti itu. Meski sederhana tapi hangat. Alhamdulillah.

Doakan kita semoga lancar sampai tahap berikutnya ya. Sementara ini, kita masih santai-santai aja. Paling mulai cicil seserahan. Part soal seserahan akan aku tulis di postingan berikutnya yaa. See youu!

Cek tulisan seputar persiapan pernikahan kami di #menujupelaminan


Telkom University - Ilmu Komunikasi (Broadcasting)
Scriptwriter | Journalist | Editor | Pejuang Quran, She is