#1Day1Ayat : Pemeran Utama
Suatu malam aku beli nasi goreng.. udah gitu aja HAHAHAHA ga deng.
Roy Artwork |
"Jika kamu menampakan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."(Al-Baqarah : 271)
Baca Punya Uti Fira :
Nasi Goreng Oting adalah nasi goreng favorit keluarga. Dan malam itu aku diminta untuk beli nasi goreng tsb. Baru saja sampe, Iki gitu aja ninggalin aku pulang ke rumah, katanya ada sesuatu dan bakal dijemput lagi. Akhirnya jadilah aku sendirian di tukang nasi goreng yang sedang ramai. Dan malangnya aku gak bawa handphone.
Selama menunggu pesanan, aku cuma liatin bang Oting masak dengan lihainya. Dan sesekali liat bangunan bioskop yang sudah lapuk dan terlihat angker dibelakang pangkalan Oting. Sesekali aku juga melihat pelanggan Oting yang pesan lalu pergi, pesan lalu pergi. Saking banyaknya pesanan, pegawai Oting yang membantu terlihat kewalahan dan gerakannya kasar.
Aku sudah menyibukan diri dengan mengamati lingkungan. Tapi tetap saja bosan. Dalam hati, aku hanya menekankan untuk bersabar. Akhirnya Oting memasak Mie Goreng. Aku sudah girang, karena prasangkaku pasti Oting sedang memasak pesananku. Tapi setelah di bungkus mie itu justru diberikan kepada ibu-ibu yang pesan setelahku. Huf jengkelnya ketika pesanan kita disela.
Aku hanya bisa sabar lagi karena Iki juga belum jemput. Aku mengulang hal yang sama ketika menunggu. Akhirnya Iki datang dan kita menunggu sambil mengobrol ringan. Sampai akhirnya Iki menoticed, "Teh itu ada Wa Toni"
Aku celingukan dan kubilang bahwa ia salah liat.
Dan aku ternyata benar. Tapi Iki tidak terlalu salah.
Wa Toni memang tidak ada, tapi istrinya yang muncul.
Well, karena sudah lama tidak bertemu kami mengobrol dengan membicarakan banyak hal.
Saat pesananku selesai dan hendak memabayar, Uwa mencegahku. Beliau bilang biar Uwa yang traktir. Aku menolak segan, tapi uwa memaksa. Akhirnya aku menerima rezeki tersebut. Dengan senangnya, aku pulang membawa nasi goreng sesuai pesanan dan uang utuh.
Sesampainya disana mamah tersenyum. Dan mamah menceritakan bahwa sorenya ia baru saja bersedekah. Malamnya uangnya digantikan bahkan dilipat gandakan.
Aku bersyukur mamah menampakan sedekahnya. Karena aku bisa belajar dan tentu menjadi semangat mengaplikasikannya. Karena, keika Tuhan membalas janjiNya kepada mamaku, aku menjadi pemeran utamanya :)