#1Day1Ayat : Allah Menyimpanya Untukmu
Entah karena sugesti atau apa, ketika aku menjejaki lingkungan baru, tahun pertama adalah tahun paling berat, dimana ada aja kejadian dimusuhin temen. Lol. Itu mah bilang aja gara-gara gabisa adaptasi ye. Tapi gara-gara hal ini, Aull seperti sudah menyiapkan lahan sabar yang cukup besar di diri Aull supaya kuat menjalani hari di lingkungan barunya. Tapi bukan cerita ini yang bakal Aull bahas di postingan kali ini. Aull mau ceritain pelajaran sabar sahabat Aull tentang pencarian universitas yang pada akhirnya, ia justru lolos di kampus impian sejuta umat.
kaligrafi by @roy.biruni |
Jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali orang-orang yang khusyuk (Q.S Al-Baqoroh : 45)
Baca punya ukhti Fira : #1Day1Ayat : Senjata Paling Ampuh
Mempunyai sahabat yang merangkap sebagai orang yang paling sering ngajak berantem, membuat Aull dan Inon sudah seperti saudara kandung. Inon ini sangat terobsesi menjadi seorang dokter, padahal menurut Aull dia lebih cocok terjun di dunia hiburan XD Sesekali dia mengiyakan statement Aull, kalo Inon lebih baik untuk serius di dunia perfilman, tapi sayangnya dia sudah terlanjur komit kepada ibunya bahwa ia ingin menjadi seorang dokter dan tentu keluarganya mendukung rencana tersebut 1000%. Malah aku jadi merasa, dokter itu seperti obsesi ibunya.
Akunya keliatan gendut yah :( |
Seperti yang kita tau seleksi masuk universitas apalagi jurusan kedokteran bukanlah perjalanan yang mudah, tapi bukan juga sesuatu yang mustahil ditembus. Hanya saja aku merasa, bahwa perjuangan Inon belum semaksimal keinginan yang ia ingin capai, karena persiapannya baru dimulai dari kelas 3 SMA :v Alhasil yang belajar kelas 1 - 2 SMAnya nyantei, kelas 3 SMAnya kebut-kebutan. Caranya ikutan bimbel lah, langganan zenius premium, belajar sama aku setiap malem (meskipun belajarnya malah berantem mulu :v), ikutan banyak tryout, dll.
Dan pada saat waktu bertempur dimulai (seleksi universitas swasta dan negeri dibuka), hasilnya ya tidak sesuai harapan. Inon ditolak kesana-kemari. Tapi enaknya Inon jadi keliling2 kota ><
Wew, tapi perjalanannya tentu ga menyenangkan, karena harapan-harapan yang dibawa saat berangkat harus dikembalikan dengan rasa kecewa saat pulang. Bayangin gimana rasanya, ketika teman satu persatu mulai dapet kursi di universitas swasta atau negeri, Inon masih testing sana-sini. She is totally in a desparate circumstance.
Tapi Aull super duper salut dengan cara Inon menyikapi masalah. Kalau temen-temen di pesantren aku dulu pasti tau, dia itu orangnya kayak ga pernah sedih. Yang ada malah suka menghibur temen. Paling nangis kalo lagi berantem sama aku :'( Eh dia pernah nangis deng waktu pengumuman SNMPTN :"( Sampe ustadzah Nurul dateng karena tangisannya kenceng banget.
Well, disetiap sikapnya sabarnya yang ditutupi dengan keceriaannya, ada saat dimana Inon bersikap sangat-sangat serius. Ga bisa diganggu dan sering menangis. Yaitu ketika Inon sedang solat tahajjud. :") Inon itu menumpahkan sedihnya yaa ke ibu atau ke solat itu, karena kalau Inon curhat ke temen-temen ya jarang banget. Karena dia sendiri kadang jadi tumpuan teman-temannya.
Dan ternyata perihnya itu berbuah manis.. Taukah dimana Inon diterima sekolah?
Dengan bangganya dan siapa yang tau, Alhamdulillah Inon diterima di PKN - STAN spesialisasi Pajak.
Yup papah aku sih, mengambil hikmah banget dari kejadian ini, termasuk aku lah :D. Allah sengaja menutup universitas dokter untuknya karena Allah telah menyimpan STAN didepannya. Untungnya Inon bisa sabar menyikapinya dan menguatkannya dengan bersandar pada Allah lewat sholat. Ya, sungguh kedua hal tersebut berat dijalankan bagi orang-orang yang tidak sungguh-sungguh menginginkan impiannya.
Dan pada saat waktu bertempur dimulai (seleksi universitas swasta dan negeri dibuka), hasilnya ya tidak sesuai harapan. Inon ditolak kesana-kemari. Tapi enaknya Inon jadi keliling2 kota ><
Wew, tapi perjalanannya tentu ga menyenangkan, karena harapan-harapan yang dibawa saat berangkat harus dikembalikan dengan rasa kecewa saat pulang. Bayangin gimana rasanya, ketika teman satu persatu mulai dapet kursi di universitas swasta atau negeri, Inon masih testing sana-sini. She is totally in a desparate circumstance.
Tapi Aull super duper salut dengan cara Inon menyikapi masalah. Kalau temen-temen di pesantren aku dulu pasti tau, dia itu orangnya kayak ga pernah sedih. Yang ada malah suka menghibur temen. Paling nangis kalo lagi berantem sama aku :'( Eh dia pernah nangis deng waktu pengumuman SNMPTN :"( Sampe ustadzah Nurul dateng karena tangisannya kenceng banget.
Well, disetiap sikapnya sabarnya yang ditutupi dengan keceriaannya, ada saat dimana Inon bersikap sangat-sangat serius. Ga bisa diganggu dan sering menangis. Yaitu ketika Inon sedang solat tahajjud. :") Inon itu menumpahkan sedihnya yaa ke ibu atau ke solat itu, karena kalau Inon curhat ke temen-temen ya jarang banget. Karena dia sendiri kadang jadi tumpuan teman-temannya.
Dan ternyata perihnya itu berbuah manis.. Taukah dimana Inon diterima sekolah?
Dengan bangganya dan siapa yang tau, Alhamdulillah Inon diterima di PKN - STAN spesialisasi Pajak.
Yup papah aku sih, mengambil hikmah banget dari kejadian ini, termasuk aku lah :D. Allah sengaja menutup universitas dokter untuknya karena Allah telah menyimpan STAN didepannya. Untungnya Inon bisa sabar menyikapinya dan menguatkannya dengan bersandar pada Allah lewat sholat. Ya, sungguh kedua hal tersebut berat dijalankan bagi orang-orang yang tidak sungguh-sungguh menginginkan impiannya.