#1Day1Ayat : Lanjut Seadanya atau Ngulang Tahun Depan?
Roy's Artwork |
Hari ini pengumuman SBMPTN dan ada sahabatku yang membawa kabar gembira yaitu Giena Sofia
yang diterima di Farmasi ITB. Selamat yaa dek ghien~ Tapi masih ada
beberapa sahabat aku yang masih harus berjuang di ujian mandiri. Mohon
doanya ya teman-teman, supaya mereka lolos tahun ini dan mendapat univ
impiannya^^
Artinya:
"Supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan
oleh tangan mereka. Maka mengapalah mereka tidak bersyukur?"
Baca Punya Ukhti Fira :
Bicara
soal impian memang tidak akan pernah ada habisnya. Kita selalu ingin
sesuatu yang lebih. Alasannya karena kita ingin memperbaiki hidup,
menikmati indahnya hidup atau mempermudah hidup. Tapi ada juga orang
yang memiliki impian karena hanya ikut-ikutan. Dia belum paham apakah
dia benar-benar menginginkan dan membutuhkannya atau tidak. Tapi karena
orang-orang melihat impian tersebut sebagai sesuatu yang penting, maka
ia menjadikan "impian orang lain" sebagai "impiannya" juga.
Aku pernah mengalaminya.
Sejak
dulu aku ingin kuliah di Univeristas Indonesia. Tapi aku tidak pernah
tau kenapa aku menginginkannya. Aku juga tidak tahu dimana pertama kali
menemukan nama Universitas Indonesia dan menetapkan dia sebagai kampus
impian. Aku belum pernah kesana sekalipun (saat ini sudah). Saat itu aku
hanya melihatnya lewat tv, website atau mendengarnya dari perbincangan
orang-orang karena UI adalah buah bibir masyarakat Indonesia sepanjang
masa.
Ketika
masanya tiba untuk menentukan dan memperjuangkan kampus impian. Aku
tidak punya alasan yang berarti untuk sungguh-sungguh mendapatkannya
(Universitas Indonesia). Aku tidak punya penilaian apakah kampus ini
baik atau buruk. Meskipun dilihat dari prestasi, tingkat kepopuleran,
fasilitas. I have no idea. Akhirnya aku menerima kampusku yang
sekarang dengan perasaan enteng. Yasudah~ seperti aku menerima tawaran
tinggal di pesantren 6 tahun yang lalu. Mungkin karena aku begitu
penurut tanpa tapi.
Lalu sekarang aku melihat fenomena ini
Mimin
ini orangnya nekatan, mau ngambil resiko untuk dapetin apa yang dia
inginkan. Ya, sesuatu yang besar memang harus dibayar dengan hal yang
besar pula. Tapi komentar teman-teman lain dibawahnya menyusul dengan
tanggapan negatif. Dari #teamgalolosSBMPTN mereka bilang, "Yaudah sih,
bersyukur aja, toh kampus mah gimana kitanya"
"Bersyukurlah masih banyak orang yang ga keterima ditempat yang lo dapetin"
"Kalo lu ga minat kenapa dari awal lu milih pilihan itu, kasian jatah orang lu sia-siain"
Nah kan galau.
Sebenernya zenius udah pernah bahas soal ini, coba deh baca insightnya keren-keren. Dan mungkin bisa mencerahkanmu juga.
Kalau
dari aku sendiri. Aku bakal "memanfaatkan buah" yang Allah kasih.
Bagimanapun pemberiannya. Meskipun sebenarnya aku masih bisa
mengusahakan daging. (ini berkaitan sama ayat yang lagi dibahas ya,
takut ga paham :P)
Karena
kenapa? Karena intinya sikap yang terpenting kan finalnya kita harus
bersyukur. Kalau kita sudah dapat kampus impian lalu ga bersyukur dan ga
melakukan yang tebaik nanti ngeluh lagi. Terus ga dapet kampus impian
berarti ngeluh ga salah dong? Ya enggak juga. Kenapa mesti ngeluh selagi
kita masih punya kesempatan waktu untuk memperbaiki diri di tempat yang
ternyata bakal bawa kesuksesan. Kan kita gatau. Ini kata adek aku loh
ya hahaha.
Ya aku sependapat.
Dimanapun
berada selalu ada kesempatan kamu buat besar dan berkembang. Jangan
lupa faktor kesuksesan kamu ga cuma didunia akademik aja. Meskipun
universitas ini adalah jembatan.