#FollowSunnah : Memperlihatkan Diri
"Seorang mukmin yang bergaul dan sabar terhadap gangguan orang, lebih besar pahalanya dari yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar dalam menghadapi gangguan mereka." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Baca cerita Syahla dan Roy Biruni.
Sama seperti Woody Allen yang
mengatakan bahwa “delapan puluh persen kesuksesan biasanya diraih dengan
memperlihatkan diri,” sebagian besar persahabatan juga terjalin karena kita
memperlihatkan diri. Tanpa diupayakan terus-menerus, persahabatan tidak akan langgeng (Gratchen Rubin, 2009 : 184)
Sebagian
orang mungkin sulit untuk beradaptasi dilingkungan baru, bahkan ada juga yang
masih belum bisa nyaman menemukan dirinya sendiri setelah bertahun-tahun
tinggal ditempatnya sekarang. Kenapa? Karena bisa jadi masing-masing dari kamu
atau mereka belum menunjukan sifat atau karakter yang sesungguhnya, yups tepat
masih menutup diri. Dan aku pernah mengalami hal menyebalkan seperti itu satu
tahun lamanya di universitas. Tidak banyak menikmati momen karena diri belum
bisa nyaman dengan orang sekitar.
Lalu
apakah aku berdiam diri dan menerima alur cerita hidupku yang seperti ini?
Tentu tidak!
Yang
kita ketahui satu tahun di bangku perkuliahan adalah masa wajar dalam
beradaptasi. Jadi aku mengikuti beberapa kegiatan yang kuanggap kegiatan
tersebut adalah passionku. Ya meski pada akhirnya kegiatan yang tidak sesuai
dengan visiku, kebiasaannya sangat bertolak belakang dengan prinsip yang aku
punya atau waktu kegiatannya tidak sinkron dengan jadwal rutinitasku akan segera
kutinggalkan dengan minta izin atau terlibat konflik dahulu. Karena aku
percaya, kesehatan dan kebahagian jiwa adalah nomer satu. Kalau selama empat
tahun tinggal dengan perasaan yang tidak nyaman dan tidak bahagia, kamu mau
memberi apa kesekitarmu? Memberi hal-hal
yang hanya diperintahkan? Ga asik bro! Berinisiatif dengan jiwa karena bahagia
itu pasti akan menghasilkan hasil yang keren. Percayalah.
Dan
alhamdulillah berangkat dari keyakinan tersebut dan doa yang selalu dihaturkan,
tahun ini adalah tahun terbaikku menjalin persahabatan. Ya yang pertama
persahabatan itu terjalin karena skenario Tuhan, aih! Yang kedua lahir karena
kami memiliki passion yang sama dan ketiga karena aku mulai membuka diri dan
bersikap sewajarnya ala diriku. Meskipun belum bisa jaga sikap secara kaffah,
tapi aku mampu mengekspresikan apa yang aku mau dan apa yang ingin kusampaikan
dengan baik dengan lebih terbuka. Responnya? Aku mendapatkan perlakuan yang
sama dari sahabat-sahabat. Ah bahagianya!
1 komentar:
Write komentarMungkin, karena baru nyicip satu semester yang nggak pas 6 bulan, belum bisa punya close friend yang literally 'sahabat' banget, pengen sih, jadinya kalau mau ngapain bisa bareng-bareng, kan gak seru ya kalau misalnya jalan-jalan sendiri terus, tapi nggak memaksa kok, kalau misalnya bisa dekat dengan banyak orang, kenapa nggak? Hehe
Reply