I am Ready to Walk to Another Phase
Diambil Sebelum Corona Menyerang. Dok: Rahmat Ridha. |
Akhir bulan Juni menjadi akhir ceritaku di kantor media (tuuut). You can guess it guys. Yas, I got lay off. After my wedding day off, I got cursed email that told about PHK stuff.
Sedih? Pasti! Because being a journalist has been my dream job since forever. Tapi setelah short road selama satu tahun, menjadi wartawan memang tak semudah yang aku kira. Apakah aku kapok? Enggak juga sih. Karena aku merasa belum puas terjun di dunia per-jurnalistik-an ini.
Selama bekerja kemarin, aku masih belum banyak bertemu dan berbincang dengan orang keren. Belum juga bisa menulis dengan rapi. Belum punya nyali yang besar untuk belajar dan eksplorasi. Maka dari itu, aku masih ingin bergulat di bidang creating content. Entah self entrepreneur atau harus ngantor lagi. Pokoknya aku enggak akan berhenti belajar.
Ngomong-ngomong, berita PHK bukan satu-satunya kabar buruk dari cerita karierku bulan ini. Klien dari kerjaan freelanceku baru saja memutuskan kerja sama, padahal baru tiga episode berjalan dan itu pun belum ada tanda-tanda akan diupload di sosmed mereka.
Klienku bilang ingin pindah ke medium lain, yang mana dengan staff mereka pun, konten masih bisa dibuat. Tapi aku menduga, pemutusan kerja sama berhenti karena aku tak memenuhi target mereka yang seharusnya 10 video per bulan. Atau karena kualitas video yang ku buat belum sesuai standar mereka.
Tapi ya, lagi-lagi mungkin masalahku adalah soal kecepatan dan disiplin. Semoga ini tak menjadi penyakit kronis. I have to beat them! Ya aku memang seharusnya sudah sangat melek dengan kesalahan ini, karena dua kebiasaan menunda-nunda dan lamban, membuat karierku berujung petaka.
Tapi ya, lagi-lagi mungkin masalahku adalah soal kecepatan dan disiplin. Semoga ini tak menjadi penyakit kronis. I have to beat them! Ya aku memang seharusnya sudah sangat melek dengan kesalahan ini, karena dua kebiasaan menunda-nunda dan lamban, membuat karierku berujung petaka.
Anyway kalau kalian juga memiliki problem yang sama soal buruknya kualitas konten yang kalian buat, coba dengerin podcast ini deh.
Tapi, enggak masalah. Jatuh di usia muda lebih baik bukan, dari pada tergelincir di waktu tua? InsyaAllah masih banyak waktu untuk belajar dan memperbaikinya. Terjatuh tanda aku telah melakukan sesuatu, mencoba hal-hal di luar comfort zoneku dan tentunya ini menjadi pengalaman yang tidak bisa dibeli oleh uang.
Lagipula, dibalik dua kabar itu, masih banyak hal yang sangat ku syukuri hari ini. Aku baru saja menikah. Alhamdulillah financial stable, keluarga utuh dan yang pasti di tengah pandemi ini aku diberikan rezeki tempat tinggal yang strategis, yang sangat memudahkanku belajar mengemban peran baru sebagai istri. Dan di tempat baru ini, aku berdoa dan berusaha semoga lahir karya-karya baru juga corong-corong rezeki yang lain. Aamiin.