Our Engagement
Malam
itu, RRM menghubungiku, bahwa, orang tuanya akan datang 1 minggu lebih cepat ke
rumah. Yang artinya waktu lamarannya akan dipercepat. Kaget ya, jelas. Alhasil
mamah ketar ketir untuk menyiapkan segala hal. Karena aku di Jakarta baru dua
minggu bekerja, jadi aku juga tidak bisa banyak membantu.
RRM
banyak bertanya perkara kebiasaan lamaran di keluargaku, tentang apa yang harus
dibawa, berapa uang yang harus diberi dan bagaimana skenarionya saat bertemu
nanti. Memang sih, RRM sangat strict masalah
planning, sedang aku sebaliknya.
Terlalu let it flow. Jadi RRM sempat
gemas menghadapiku. Dan itu sudah jadi bahan evaluasi kita kedepannya.
Tapi
bagaimanapun tanggal 23 Juni 2019, RRM tetap melamarku.
Serba Serbi Lamaran
Pakaian
Dari
look sendiri, aku ga begitu repot.
Gaun putihku itu baju lebaran yang memang belum pernah ku pakai sebelumnya.
Tapi memang sudah ada niatan disimpan untuk lamaran sih karena kurang cocok
dipakai untuk solat ied. Sedang kerudungnya, aku pinjam dari sepupuku karena
kerudung yang aku beli dua hari sebelumnya, warnanya terlalu muda sehingga
kesannya pucat ketika dipakai.
Tidak
lupa kaos kaki, aku pinjam ke mamah sepertinya. Kaos kaki krem yang biasa
dipake ukhti-ukhti itu loh. Ga perlu ribet mikirin sepatu, karena ya di rumah,
gapake sepatu juga.
Untuk
make up, aku juga pakai yang ada saja. Foundation, bedak, blush on, lipstick,
maskara dan eye liner. Udah sesimple itu gengs. Bagian mata tentu saja dibantu
dipakaiakan. Untungnya ada Viwe.
Kalo
RRM sendiri sebelumnya memang beli dulu untuk outfitnya. Kita memilih batik
supaya lebih formal. Aku bantu pilihkan warna dan motifnya. RRM juga belikan
untuk pacenya.
Tidak
mahal-mahal. Asli sesuai budget.
Dekorasi & Jamuan
Ga
ada dekorasi. Cuma pasang karpet aja di rumah. Karena mamah lebih concern untuk menyiapkan makanan untuk
tamu. Jamuan yang mamah hidangkan lumayan banyak. Dari sop daging Janda (Jawa
Sunda) yang pedas tapi enakkk, semur daging sapi, pepes ikan kesukaan RRM, dan
lain-lain aku lupa.
Proses Lamaran
Karena
kakak pertama mamah adalah ustadz, alhamdulillah beliau bisa datang dan sehat
wal afiat, jadi yang menerima kedatangan RRM dan keluarga itu ya beliau. Saat
prosesi itu aku ga tampil disamping uwaku atau papah, pokoknya kita cewek –
cewek itu di ruang tengah. Jadi yang ngobrol ya cowok-cowoknya aja.
Tapi
aku dipanggil satu kali untuk ditanya, menerima atau tidak lamarannya. Dan
setelah itulah, satu cicin, dilingkarkan di jari manis kiriku. Alhamdulillah.
Proses
ngobrol-ngobrolnya ga lama, lebih cepat dari yang kita prediksi, setelah itu
makan-makan dan foto-foto.
Setelah
kenyang keduanya, baru kita merencanakan tanggal nikah yang insyaAllah
diselenggarakan setelah Ramadhan. Alias Syawal. Doakan yaaaa.
Teman-teman yang Datang
Karena
dadakan, aku cuma undang teman-teman yang stay di Jakarta dan teman-teman
kontrakanku dulu, anak-anak golden home. Itu juga ga bisa semua. Tapi
alhamdulillah tetap ada yang bisa menyempatkan datang.
Kalau
teman-teman RRM? Hoho tentu saja, ia dikawal oleh teman-teman terdekatnya juga.
Pake dress code segalak! Hahaa lucuk!
So
far, aku senang dengan lamaran yang sederhana seperti itu. Meski sederhana tapi
hangat. Alhamdulillah.
Doakan
kita semoga lancar sampai tahap berikutnya ya. Sementara ini, kita masih
santai-santai aja. Paling mulai cicil seserahan. Part soal seserahan akan aku
tulis di postingan berikutnya yaa. See youu!
Cek tulisan seputar persiapan pernikahan kami di #menujupelaminan