#FollowSunnah : Aku Ingin MencintaiMu Selamanya...
"Tiga perkara yang barang siapa memilikinya, ia dapat merasakan manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang karena Allah dan membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakan kedalam api neraka." (H.R Bukhori-Muslim)Baca cerita Sahla dan Roy
Tidak bisa dipungkiri bahwa hingga hari ini, kita bisa mencintai sesuatu melebihi cinta kita pada Allah dan Rasulullah SAW. Hal itu wajar, karena apa-apa yang kita cintai adalah yang nampak pada pandangan. Sedangkan Allah, walau jaraknya lebih dekat dari urat nadi kita yang keberadaannya bisa dirasakan dengan iman dan kekuasaan dan kasih sayangNya bisa dilihat dan dirasakan dikehidupan kita, masih saja hati ini belum dipenuhi dengan cinta kepadaNya. Begitupula jauh jarak jaman yang terbentang antara Rasulullah SAW dengan kita, walau warisannya (Quran dan Sunnah juga syafaat yang disimpan untuk ummatnya di akhirat nanti) masih terpelihara, insyaAllah hingga akhir jaman, masih belum bisa juga menjamin cinta kita kepada Rasulullah menjadi satu-satunya cinta yang kita persembahkan.
Untuk menghadirkan cinta kepada Allah dan RasulNya, mungkin sulit bagi kita yang awaam mencari caranya bahkan sulit merasakan hasilnya setelah sekian cara dicoba, tapi setiap orang memang punya perjalanan masing-masing untuk menghadirkan cinta tersebut. So, keep calm! Just find your own way.
Aku belajar mencintai Allah dan Rasul itu sejak mendengar ceramah ustad Hanan Attaki yang berjudul "Cinta Masa Gitu". (Kalau kamu ingin dengar ceramahnya juga, bisa cek di pemudahijrah.com.) Bukan berarti dulu aku tak belajar, tapi kali ini lebih sensitif. Alhamdulillah wasyukurillah. Apa-apa yang membahas tentang Rasulullah, kini sudah mampu membangkitkan kerinduanku padaNya. Sungguh. Aku sungguh bersyukur bisa merasakan nikmat ini. Dan sungguh menetramkan hati.
Untuk menghadirkan cinta kepada Allah dan RasulNya, mungkin sulit bagi kita yang awaam mencari caranya bahkan sulit merasakan hasilnya setelah sekian cara dicoba, tapi setiap orang memang punya perjalanan masing-masing untuk menghadirkan cinta tersebut. So, keep calm! Just find your own way.
Aku belajar mencintai Allah dan Rasul itu sejak mendengar ceramah ustad Hanan Attaki yang berjudul "Cinta Masa Gitu". (Kalau kamu ingin dengar ceramahnya juga, bisa cek di pemudahijrah.com.) Bukan berarti dulu aku tak belajar, tapi kali ini lebih sensitif. Alhamdulillah wasyukurillah. Apa-apa yang membahas tentang Rasulullah, kini sudah mampu membangkitkan kerinduanku padaNya. Sungguh. Aku sungguh bersyukur bisa merasakan nikmat ini. Dan sungguh menetramkan hati.
Kalau Wa Agus pernah bilang, untuk menghadirkan cinta kita pada Allah dalam hati, tak akan masuk ke hati kita, jika ia sudah dipenuhi dengan hal-hal lain. Maka keluarkan kebesaran-kebesaran duniawi untuk memasukan kebesar-kebesaran Allah di hati kita. Setelah itu perbanyak zikir dengan memperdalam, merenungkan dan merefleksikan maknanya terhadap kondisi kita hari ini. Sungguh akan terasa sangat emosional, karena hal itulah yang akan menumbuhkan perasaan takut, butuh dan terimakasih atas segala pemberian yang Allah beri. Tak lupa juga untuk semakin meningkatkan interaksi kita dengan Quran. Semakin memperdalamnya, semakin kita temukan kehadiran Allah didalamnya. InsyaAllah.
Sedangkan untuk mencintai Rasulullah salah satu caranya adalah dengan rajin bersholawat untuknya dan tentu menjalankan Sunnahnya. Pelajari juga jejak perjuangannya terdahulu. Mencari tahu lebih dalam tentang beliau akan semakin memunculkan fakta-fakta bahwa apa yang beliau perjuangkan, semata-mata hanya untuk keselamatan ummatnya. MasyaAllah masyaAllah.. termasuk doa yang beliau panjatkan pada Allah yang ia simpan agar kelak saat di akhirat nanti bisa menjadi syafaat untuk ummatnya. Ah selalu sedih setiap ingat ini. Rasulullah SAW baik sekali..
Alhamdulillah yang aku rasakan kini, meski iman dan amal masih belum sempurna, biidzinillah setiap nama Allah atau Rasulullah disebut, air mata mengalir diikuti perasaan sesak karena rindu dan rindu. Rindu dan takut bagaimana jika bertemu nanti kelak mengecewakan. Kadang alasan rindu yang lainnya adalah betapa kemudahan-kemudahan yang terhampar kini (dibandingkan zaman Rasulullah dulu), tak menjadikan aku sebagai hambanya yang super dibanding sahabat-sahabatnya terdahulu. Benar, seperti apa yang dinasihatkan Ustadz Hanan Attaki, cinta pada Allah dan Rasul semakin disemai akan tumbuh semakin besar. Dan perasaan yang semakin besar itu tak akan menghawatirkan. Lain halnya dengan kita mencintai sesuatu atau seseorang, selalu saja ada kekhawatiran yang muncul dari hari ke hari. Keragu-raguan, takut kehilangan, takut dikecewakan.Ah sudahlah..
Sedangkan untuk mencintai Rasulullah salah satu caranya adalah dengan rajin bersholawat untuknya dan tentu menjalankan Sunnahnya. Pelajari juga jejak perjuangannya terdahulu. Mencari tahu lebih dalam tentang beliau akan semakin memunculkan fakta-fakta bahwa apa yang beliau perjuangkan, semata-mata hanya untuk keselamatan ummatnya. MasyaAllah masyaAllah.. termasuk doa yang beliau panjatkan pada Allah yang ia simpan agar kelak saat di akhirat nanti bisa menjadi syafaat untuk ummatnya. Ah selalu sedih setiap ingat ini. Rasulullah SAW baik sekali..
Alhamdulillah yang aku rasakan kini, meski iman dan amal masih belum sempurna, biidzinillah setiap nama Allah atau Rasulullah disebut, air mata mengalir diikuti perasaan sesak karena rindu dan rindu. Rindu dan takut bagaimana jika bertemu nanti kelak mengecewakan. Kadang alasan rindu yang lainnya adalah betapa kemudahan-kemudahan yang terhampar kini (dibandingkan zaman Rasulullah dulu), tak menjadikan aku sebagai hambanya yang super dibanding sahabat-sahabatnya terdahulu. Benar, seperti apa yang dinasihatkan Ustadz Hanan Attaki, cinta pada Allah dan Rasul semakin disemai akan tumbuh semakin besar. Dan perasaan yang semakin besar itu tak akan menghawatirkan. Lain halnya dengan kita mencintai sesuatu atau seseorang, selalu saja ada kekhawatiran yang muncul dari hari ke hari. Keragu-raguan, takut kehilangan, takut dikecewakan.Ah sudahlah..
اللَّÙ‡ُÙ…َّ صَÙ„ِّ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØَÙ…َّدٍ ، ÙˆَعَÙ„َÙ‰ آلِ Ù…ُØَÙ…َّدٍ ، ÙƒَÙ…َا
صَÙ„َّÙŠْتَ عَÙ„َÙ‰ Ø¥ِبْرَاهِيمَ ÙˆَعَÙ„َÙ‰ آلِ Ø¥ِبْرَاهِيمَ ، Ø¥ِÙ†َّÙƒَ ØَÙ…ِيدٌ
Ù…َجِيدٌ ، اللَّÙ‡ُÙ…َّ بَارِÙƒْ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØَÙ…َّدٍ ، ÙˆَعَÙ„َÙ‰ آلِ Ù…ُØَÙ…َّدٍ ،
ÙƒَÙ…َا بَارَÙƒْتَ عَÙ„َÙ‰ Ø¥ِبْرَاهِيمَ ، ÙˆَعَÙ„َÙ‰ آلِ Ø¥ِبْرَاهِيمَ ، Ø¥ِÙ†َّÙƒَ
ØَÙ…ِيدٌ Ù…َجِيدٌ