That’s your choice!!!!
“Duhai jejaka, Namamukah yang tertulis di Lauh Mahfuz sana sebagai jodoh saya? Belum tentu! Engkaulah yang akan menemani saya dititian jalan menuju jalan menuju surga? Dirimukah yang akan melengkapkan separuh agama saya? Jawaban dari pertanyaan ini ada pada Allah, bukan di hati saya dan hatimu. Jika ia, orang yang kita cinta, tercipta bukan untuk kita, haruskah kita marah kepada Allah? Tentu tidak jika luka kita kembalikan kepada Pemilik cinta. Dari-Nya cinta berasal dan kembali pada-Nya.”
“Apakah
ketampanan yang Allah berikan menghias wajahmu ini diciptakan Allah untuk
saya?” Tolong jawab! Bisa dipastikan kamu tak akan pernah dapat memberi
jawaban. “Apakah kamu tercipta untuk saya?” Jawabannya bukan ditanganmu, tetapi
di tangan Allah, di tangan Tuhan kita, Allah, Tuhan saya dan Tuhan kamu.
Tahukah
kamu, hati saya gelisah memikirkanmu, takut kehilanganmu, terbayang betapa
beratnya ketika kamu tiada, menjalani hari-hari tanpa SMS darimu, melewati
waktu tanpa mendengar suaramu. Tak ada lagi gelak tawa canda dan nasihat yang
kerap hadir di perbincangan kita pada malam nan syahdu. Tak ada lagi yang akan
menanyakan apakah saya sehat hari ini, sudah makankah saya, sudah bayar zakat,
sudah shalat tepat waktunya, bahkan menjadi alarm saya mengingatkan untuk tahajud.
Namun,
ketakutan ini mengalahkan ketakutan saya pada Allah. Saya takut Dia murka
karena saya menikmati yang bukan hak saya. Takut murka Allah karena jantung
saya yang berdegup kencang telah saya isi dengan bayangan kamu yang bagai hantu
mengikuti saya. Kemanapun saya pergi, ada kamu di hati saya, padahal detak
jantung ini titipan Allah yang harus saya pertanggungg jawabkan.
Jadi,
maafkan saya jika ketakutan saya pada Allah melebihi kegelisahan saya
memikirkan kamu, ya? Biarkan saya sendiri dulu, izinkan saya bersama Dia saja.
Now, I have to leave for the
sake of Allah.
Sesungguhnya
Allah tak akan pernah menyianyiakan pengorbanan kita, sayang. Bila kita
tinggalkan semua ini karena Allah, yakinlah akan hadir sesuatu yang indah pada
Hari Akhir nanti. Akhirat Bukankah kamu
yang bilang ketika kita mengejar akhirat maka dunia akan mengikuti?
“Sesungguhnya
Hari Kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). Kelak
Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi
(ikhlas) puas.” (Q.S Ad-Dhuha [93] : 4-5)
Kini,
saya tinggalkan dirimu karena Allah. Saya kembalikan kamu kepada Pemilikmu.
Saya titipkan lelaki terbaik yang pernah hadir dalam hidup saya ini kembali
kepada pemilik sesungguhnya, Allah. Sesungguhnya kita harus bertawakal kepada
Allah bukan? Iya, bertawakal kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.
Kekasihku
jangan menangis. Tak usah bersedih atas perpisahan sementara ini. Jika benar
saya tercipta untukmu maka tiada ada yang dapat menghalanginya bukan? Namun, sebelum
saat itu tiba, berdoalah pada Allah semoga kita berdua diberi kekuatan untuk
berpisah. Mohonlah padanya dengan penuh pengharapan. Tak ada yang perlu kita
tangisi. Kita hanya berpisah sementara sampai Allah menjadikan semua halal
untuk kita.
Ketika
kamu merasa lemah, mohonlah kekuatan dari-Nya. Kamu intan terpilah, mutiara
pilihan Allah. Jagalah kilaumu, sayang. Jangan biarkan cinta merusaknya. Saya
berdoa untukmu, selalu. Mari, kita berlari mencari cinta Allah, berlomba-lomba
berbuat kebaikan agar dimata Allah kita pas untuk dipasangkan. Jika saatnya
tiba, semua halal untuk kita. Ini adalah hasil dari upaya kita mengejar cinta
Allah.
Iya,
hingga label “halal” itu menjadi milik kita. Bukankah makan ditepat waktu
maghrib lebih indah setelah berpuasa daripada makan di waktu maghrib setelah
seharian makan yang enak-enak? Iya, kita jadikan perpisahan ini sebagai “puasa”
dan berbuka kemudian.
Kutipan
paragraf-paragraf ini aull ambil dari buku Perempuan Pencari Tuhan miliknya
Rindu. Buku ini bener-bener berhasil buat Hisni, Mutia, Hanif temasuk Aull
galau badai tsunami topan -__- Sepagian
gak berhenti ngomngin perlakuan-perlakuan kita selama ini. Yang jelas udah
bertentangan sama agama karna masalah ta’arufan sama cowok , ah mungkin
tepatnya pacaran, HTSan, atau kerabat dekat maksiat itu.
Pada punya niat putusin tapi gak berani, tapi takut, tapi
sedih.
Kalau kita yang putusin takut jadi karma. Nyakitin hati
orang itukan juga dosa? Katanya.
Kalau kita yang
diputusin. Yah, kebayang sakit hatinya gimana.
Adalah hal yang berdosa banget kan, kalau kita udah tau itu
gak boleh, tapi kita tetep ngelakuin hal yang dosa itu? Bener-bener deh. Galau
beud???!!! T_T
Kalau ustad felix bilang ditwitnya, udah putusin ajah!
Maka, berutung banget bagi mereka yang gak pacaran. Gak
akan sakit hati, gak akan nyakitin hati orang. Gak akan maksiat, gak akan
kecewain Allah.
Jadi kalau bagi yang pacaran? Mending lanjutin pacarannya
atau putusin ajah?
Itu pilihan!
Kan udah tau
konsekuensinya… :”)
3 komentar
Write komentarmeski sesibuk apapun aktivitas saat ini, selalu ku sempatkan untuk tetap tengok "kalian", karena benar semua proses hingga saat ini ada pada "kalian".. So all about "them", selalu saya update, sampai orang-orang di dalamnya :)
Replymantaaaapp!! segala kebanggaan tak terkira saat semuanya mulai berproses, ya tentunya kepada hal yang baik. meski sedikit demi sedikit semoga tetap istiqomah :)
ini baru namanya anak AMANAH..
dan buat tulisan nya --> terus berkarya :)
i lkie it !
Replyi like it !
Reply