Dan Kaupun Berakhir dalam Keadaan Baik
Ku tak pernah menyangka, tanggal
17 April 2012 adalah hari terakhirnya mengabdi di Amanah. Rasanya sesak ketika
mendengar guru nan sabar itu tlah tiada.
Aku begitu menyesal ketika kami
(kelas 9c) sering datang terlambat masuk jam pelajarannya,meremehkan tugasnya,
tapi dia tak pernah meninggalkan kami di kelas sendirian. Dia tetap
menyampaikan materi ya, walau tak ada yang dengar atau bahkan banyak yang
tertidur. Aku tau dan aku yakin, Pak
Asep tak mau meninggalkan kewajibannya,tugasnya.
Oh ya, aku ingat ketika kelasku
banyak kontroversi dengan guru-guru dan kami pernah meminta maaf (untuk
guru-guru yang sering kami lalai) pak Asep hanya bilang pada wali kelas kita
“Itu hal wajar”. Ya Allah padahal kami sadar, Pak Aseplah guru yang paling
sering dilalai,tapi bapak tak marah dengan kita???!
Aku juga ingat ketika praktek
ulangan seni budaya. Saat itu aku duduk di kelas 2 SMP. Kita bertari saman di
lapangan sekolah tercinta. Pak Asep begitu antusias. Merekam kami oleh hpnya
yang mungil dengan riang. Kemudian salah satu temanku mengupload vidionya ke jejaring sosial dan Pak Asep berkomentar disana “That's my girls” :_). Aku masih
ingat juga bagaimana bersemangatnya ia menawarkan kami menari saman untuk
Musywil Muhammadiyah. Hey tau kan ini adalah acara besar?! Acara yang akan
ditonton sewilayah Jawa Barat!!
musywil :D |
Pak Asep menyiapkan segalanya
agar semuanya terlihat sempurna. Saking bersungguh-sungguhnya Pak Asep sendiri
yang mengecat papan-papan hurufnya. Pak Asep bilang “iya ini bapak yang
mengecat. Kapan lagi coba?” :_)
Bapak, tak terhitung berapa
banyaknya bapak mengiringiku (dan teman-temanku) bernyanyi. Permainan alat
musiknya yang memukau selalu terngiang-ngiang. Huaah bapak pernah bilang ketika
kami lomba paduan suara di SMP 6. “Bapak bangga punya anak-anak seperti
kalian”,sambil merangkul temanku disampingnya. Bangga?? Terimakasih bapak.
Bapak begitu menghargai kami.
Ini yang terakhir Pak Asep pesan.
Terakhir pula Pak Asep mengawas ujian. Aku tak ingat pasti pelajaran ujian apa
yang diawasinya, tapi yang kuingat Pak Asep ya bisa dibilang menyindir dengan
halus. Pak Asep tak marah. Hanya memberitahu dengan lembut. “Jangan jadikan 10
menit/5 menit terakhir dijadikan akhir yang buruk ketika awalnya baik.” Tak
banyak yang menghiraukan himbauan terakhirnya ini. Karena kami memang sedang
sibuk menangani soal yang belum kami isi.
Sudah kubilang kan Pak Asep tak
mau meninggalkan kewajibannya,tugasnya. Hingga akhir hayatnyapun ia
menghembuskan nafas terakhir ketika sebelumnya ia menemani dan mengiringi
adik-adik kelasku bernyanyi untuk lomba. Subhanallah. Engkau tetap bertanggung
jawab dalam mengemban tugasmu. Engkau benar-benar menjalankannya dengan akhir
yang baik. Terimakasih untuk semuanya pak. Maafkan kami pula. Semoga Alah
meridhoi setiap langkah perjuanganmu. Semoga Dia menempatkanmu dalam
sebaik-baiknya tempat. Aamin. J
2 komentar
Write komentarInna lillahi wa inna ilaihi raaji'uun.. asli ikut sedih tau betapa sabar dan ikhlasnya beliau memegang amanah sebagai guru. Betapa beliau amat mencintai pekerjaannya dan betapa beliau mencintai kalian. ;_
ReplyOm juga pernah jadi guru, tapi gak sesabar beliau itu.. apalagi om liat dari fotonya, Pak Asep ini bener2 nunjukin pancaran ikhlas yang luar biasa. Subhanallah.
Yaa Rabb terimalah iman Islam beliau, ampuni segala dosa dan kesalahan beliau. Tempatkanlah beliau di tempat mulia di sisi-Mu.
Fa amma inkaana minal muqarrabin, fa rawhun wa rayhaanun wa jannatun naa'im, wa amma inkaana min ash-shaabil yamin. fa salamullaka min ash-shaabil yamiin.
Aamiin. Aamiin. Tsumma Aamiin. Yaa Rabb al Alamiin. ;_
Aslinya, sedih bngetlah inget pas LDKS nyanyi bareng sama Almarhum.. Kangen main gitarnya.. Kangen kesabarannya.. Kangen semuanya..
Reply